Dalam sistem injeksi, salah satu sensor yang cukup vital adalah adalah sensor CMP atau Camshaft Position sensor. fungsi utama dari sensor CMP ini adalah mengetahui siklus rotasi dari Camshaft atau Noken As. seperti kita ketahui bahwa satu siklus putaran mesin adalah yang pertama saat Hisap, yang kedua Kompresi, ketiga Usaha dan yang ke empat adalah Pembuangan. Dengan mengetahui posisi cam shaft ini maka ECU akan dapat mengatur kapan BBM disemprotkan ke intake ruang bakar, kapan firing ignition. Semakin detail dan presisi, maka mesin dapat di optimalisasikan tenaga/power dan efisiensi bahan bakarnya.
Pada mesin-mesin era sekarang , optimalisasi sistem pembacaan camshaft ini di gabungkan dengan sistem teknologi lainya, misalnya pada TOYOTA dengan teknologi VVTI nya, HONDA dengan VTEC nya dan teknologi lainya, tujuannya sama, mengatur timing bukaan CAM, Valve IN dan EX nya, agar di dapatkan Tenaga/POWER yang sesuai kebutuhan, dan efisiensi penggunaan bahan bakar.
Gejala kerusakan yang ditimbulkan oleh sensor CMP:
- Bahan Bakar Menjadi Lebih Boros
- Indikator MIL/Check Engine Nyala
- Ignition problems
- Pada Transmisi Otomatis, biasanya terjadi perpindahan gigi yang tidak tepat
- Mesin Mbrebet, getar
- Akselerasi Kurang
- Mesin terjadi ledakan, karena timing valve IN/EX yang tidak pas
- Hasil emisi pembakaran yang tidak sempurna
- Idle mesin mengayun atau tidak langsam
- Mesin gagal starting
Posting Komentar untuk "Sensor CMP : Fungsi dan Gejala Kerusakannya"